Sebab-sebab yang melaluinya jin dan
syaithan mengganggu kaum muslimin sangatlah banyak, dan cukup bagi kita
menyebutkan sebagiannya saja, diantaranya:
Sebab Pertama : Jin bisa melihat kita dan secara umum kita tidak bisa melihat mereka.
Allah ta’la berfirman tentang Iblis dan anak turunnya :
"Sesungguhnya ia dan para pengikutnya melihat kalian di mana kalian tidak melihat mereka." (Al-A’raf: 27)
Yang dipandang oleh para pakar tafsir adalah bahwa kata ganti pada
firman-Nya "Sesungguhnya dia" itu kembali kepada Iblis, dan kata "para
pengikutnya" maksudnya adalah keturunan dan anak-anaknya. Syaikhul
Rahimahullah Islam pernah ditanya sebagaimana daam "Majmu’ Al-Fatawa"
tentang firman Allah :
"Sesungguhnya ia dan para pengikutnya melihat kalian di mana kalian tidak melihat mereka." (Al-A’raf: 27)
Apakah hal itu umum, tidak ada seorangpun yang melihat mereka, ataukah ada sebagian yang melihat mereka dan sebagian tidak?
Maka Syaikhul Islam Rahimahullah menjawab dengan berkata: "Yang ada
dalam Al-Qur’an adalah bahwa mereka (jin) melihat manusia dimana manusia
tidak melihat mereka, dan ini benar, mengharuskan bahwa mereka melihat
manusia pada saat manusia tidak melihat mereka. Dan bukan maksudnya
bahwa tiada seorangpun dari manusia yang melihat mereka, bahkan
terkadang orang-orang shalih dan yang tidak shalih bisa melihat mereka,
hanya saja mereka tidak melihat mereka pada setiap saat.".
Maka dengan sebab bisanya mereka melihat kita dan kita tidak melihat
mereka, mereka lancang untuk mengganggu kita dan mudah bagi mereka. Dan
orang yang terjaga dari gaangguan mereka adalaah orang yang dijaga oleh
Allah.
Sebab Kedua : Banyak syubhat (kerancuan) dan syahwat (hawa nafsu).
Jika makin banyak syubhat dan syahwat pada diri kaum muslimin maka makan
banyak pula mereka mengkuti waswas syaithan, dan menerima tipu daya
syaithan pada mereka. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata:
"Sesungguhnya banyaknya waswas itu sesuai dengan banyaknya syubhat dan
syahwat, dan penggantungan kalbu kepada yang dicintai yang kalbu
bermaksud untuk mengejarnya, serta kepada yang dibenci yang kalbu
bermaksud untuk menolaknya". Maka wajib bagi setiap muslim dan muslimah
untuk berbekal dengan pemahaman terhadap agama ini, sehingga akalnya
mendapatkan cahaya, jiwanya tersucikan, dadanya telapangkan kepada
kebenaran, dan kalbunya tertenangkan. Kalau tidak maka apakah engkau
menyangka akan selamat dari banyaknya syubhat dan syahwat yang merupakan
tempat gembalaan yang subur bagi syaithan.
Sebab Ketiga: Lalainya kalbu dari berdzikir kepada Allah Ta’ala
Allah ta’ala berfirman :
"Dan barangsiapa berpaling dari ajaran Rabb Yang Maha Pemurah, Kami
adakan syaithan (yang menyesatkan), maka syaithan itu menjadi teman yang
selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaithan-syaithan itu benar-benar
menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa
mereka mendapat petunjuk." (Az-Zukhruf: 36-37)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata sebagaimana dalam "Majmu’ Al-Fatawa" (4/34): "Dan
syaithan itu memberikan bisikan dan menghindar. Jika seorang hamba
mengingat Rabbnya maka syaithan itu mundur, dan jika ia lalai dari
mengingat-Nya maka syaithan menggodanya. Oleh karenanya meninggalkan
mengingat Allah ta’ala menjadi sebab dan permulaan akan munculnya
keyakinan yang bathil dan keinginnan yang rusak dalam kalbu. Dan
termasuk mengingat Allah adalah membaca Al-Qur’an dan memahaminya."
Dan beliau juga berkata dalam sumber yang sama (10/399): "Sesungguhnya
yang mencegah syaithan untuk masuk ke dalam kalbu anak Adam as. adalah
karena padanya ada dzikir kepada Allah ta’ala yang Allah ta’ala mengutus
para rasul-Nya dengan dzikir tersebut. Jika kalbu itu kosong dari
dzikir kepada Allah maka syaithan akan menguasainya."
Sebab Keempat: Gangguan manusia terhadap jin dan menyakiti mereka, entah secara sengaja atau tanpa sengaja.
Termasuk yang menyebabkan kelancangan jin mengganggu kaum muslimin
adalah adanya gangguan kaum muslimin terhadap mereka. Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata dalam "At-Tafsir Al-Kabir" (4/265)
dimana beliau berbicara tentang sebab masuknya jin ke dalam diri
manusia: "Dan terkadang manusia itu menyakiti mereka jika dia
kencing dan mengenai mereka, atau menyiramkan air panas pada mereka atau
manusia membunuh sebagian jin atau selain itu semua yang merupakan
bentuk-bentuk gangguan. Ini merupakan jenis kerasukan yang paling keras
dan betapa banyak orang yang kerasukan ini mereka bunuh."
Dan betapa banyak kaum jin itu yeng memulai menzhalimi kaum muslimin
dalam hal ini. Karena mereka menyamar dalm bentuk yang bisa dilihat oleh
manusia seperti menjadi ular, ular besar, anjing, kucing dan sebagainya
sehingga seorang muslim takut darinya, dan menyangkanya ia adalah
makhluk yang ia kenal lalu ia bersegera untuk memukulnya atau
membunuhnya sesuai dengan apa yang ia lihat, bukan karena ia ingin
menyakiti jin. Dan syari’at islam telah mengijinkan untuk membunuh
makhluk yang mengganggu dari sekian makhluk yang disebutkan dan makhluk
yang memiliki hukum yang sama dengannya tanpa harus memberi peringatan
terlebih dahulu, kecuali ular yang berada dalam rumah maka harus
dingatkan dahulu tiga kali atau tiga hari.
Dan juga sebagian jin itu tinggal di tempat sampah dan belakang rumah
dan manusia tidak melihatnya, lalu mereka melemparkan segala sesuatu
yang lalu mengenai jin sehingga jin melakukan balas dendam.
Intinya: Tidak boleh bagi seorang muslim untuk sengaja
mengganggu dan menyakiti jin. Dan hendaknya ia meminta tolong kepada
Allah untuk mengatasi mereka jika mereka mengganggunya.
Sebab Kelima: Terjadi dari jalan jatuh cintanya jin laki-laki atau wanita terhadap manusia.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata dalam "An-Nubuwat" (399):
"Jin itu terkadang jatuh cinta pada manusia sebagaimana manusia jatuh
cinta pada manusia, dan sebagaimana seorang pria mencintai wanita, dan
wanita mencintai pria. Maka ia merasa cemburu padanya dan ia mendukung
cemburunya itu dengan segala sesuatu. Dan jika yang dia cintai bersama
yang lain maka terkadang dia menghukumnya dengan membunuhnya dan
selainnya. Dan semua ini nyata terjadi."
Dan beliau juga berkata dalam "At-Tafsir Al-Kabir" (4/265): "Demikian
juga wanita kaum jin. Di antara mereka ada yang menginginkan dari
manusia yang ia bantu sesuatu yang diinginkan wanita kaum manusia dari
para lelaki. Dan ini banyak terjadi pada lelaki dan wanitanya kaum jin.
Banyak lelaki kaum in mendapatkan dari wanita kaum manusia perkara yang
didapatkan manusia, dan terkadang perkara itu dilakukan pada kaum
lelakinya."
Maka wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk selalu berusaha
menekuni dzikir syar’i, terkhusu yang terkait dengan dzikir masuk kamar
mandi dan dzikir ketika berhubungan badan. Karena bertelanjang tanpa
diawali dengan dzikir kepada Allah merupakan sebab jatuh cintanya jin
kepada manusia.
Sebab Keenam: Terjadi sebagai bentuk mempermainkan manusia.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata dalam "At-Tafsir
Al-Kabir" (4/265) dimana beliau berbicara tentang kelakuan jin
mempermainkan manusia: "Dan terkadang pengaruh gangguan jin itu
terjadi sebagai bentuk mempermainkan manusia sebagaimana orang-orang
bodohnya manusia mempermainkan (orang asing) yang sedang menempuh
perjalanan." Semoga Allah mencukupi para hamba-Nya dari kejelekan
orang-orang bodoh tersebut dengan mengembalikan mereka pada jalan-Nya,
berdoanya mereka kepada-Nya dan ibadah mereka kepada-Nya.
Sebab Ketujuh: Sebagian jin mengganggu manusia untuk memberi pelajaran pada mereka akibat mereka melakukan maksiat dan kebid’ahan.
Terjadi bahwa sebagian jin yang menyamar jadi manusia yang muslim
mengabarkan bahwa sebabnya dia merasuki seorang muslim adalah karena
muslim ini pelaku maksiat dan kebid’ahan. Dan makna dari hal ini adalah
bahwa kaum jin itu terdorong rasa cemburu mereka terhadap islam maka
mereka melakukan gangguan terhadap pelaku maksiat dan bid’ah dari kaum
muslimin.
Dan sebenarnya hal ini tidaklah dibenarkan dari dua sisi:
Dari sisi bahwa masuknya jin ke tubuh seorang muslim itu haram.
Dari sisi bahwa para jin itu memperlakukan para pelaku maksiat dan kebid’ahan bukan dengan perlakuan
Maka tidak boleh bagi mereka memukul pelaku maksiat dan kebid’ahan tidak
pula mengganggu mereka dengan jenis apapun, bahkan tidaklah jin berhak
untuk menasehati kaum muslimin, karena nasehat mereka kepada kaum
muslimin bisa membuat mereka ketakutan.
Secara garis besar : kebanyakannya terjadinya perlakuan ini terhadap
kaum muslimin adalah berasal dari kaum jin yang bodoh meskipun mereka
itu muslim.
Sebab Kedelapan: Terjadi sebagai bentuk ujian dan cobaan.
Allah memiliki hikmah dalam perkara yang Dia takdirkan dan tentukan atas
seorang hamba yang shalih berupa pengaruh jin padanya, sebagaimana
pengaruh syaithan kepada nabi Allah Ayyub as.
0 komentar:
Posting Komentar